GagasanIndonesia, Bogor – Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Majelis Penyelemat Organisasi (MPO), Kamis (17/9) Pagi. Gelar Aksi demo yang dimulai dari Depan Pintu Gerbang RSUD Leuwiliang dan bertolak ke Kantor Pemeritahan Kabupaten Bogor.
Dalam aksi tersebut, HMI MPO mendesak agar proyek pembangunan RSUD Leuwiliang yang bersumber dari APBD 2020 senilai Rp. 62.239.000.000,- agar segera dihentikan.
Menurut Koordinator Aksi Badru Tamam, proyek pembangunan RSUD Leuwiliang yang bersumber dari APBD 2020 tersebut terindikasi permainan dari mulai proses pelelangan tender sampai dengan adanya kejanggalan pada redesign struktur.
“Bahwa yang awalnya konstruksi sarang laba-laba menjadi tiang pancang nilai moral administrasi yang secara sederhana dapat tergambar bahwa ketika ada proses yang maladministrasi berarti itu kemungkinan besar terdapat celah korupsi yang membuntutinya hal ini diperkuat dengan tidak beraninya pihak RSUD Leuwiliang memberikan data dan informasi yang valid manakala kami HMI Mpo cabang Bogor beraudiensi dengan pihak RSUD Leuwiliang yang diterima oleh PPKI pada tanggal 8 September 2020,”kata Badru Tamam, Kamis (17/09/2020) seperti dilansir dalam keterangan pers nya.
Namun dalam aksi Unjuk rasa di depan kantor Pemerintahan Kabupaten Bogor tersebut berakhir ricuh. Petugas yang tersulut oleh aksi mahasiswa itu pun jadi Pemicu kericuhan. Akibatnya, 6 orang mahasiswa mengalami luka dibagian tubuhnya.
Ketua HMI MPO Cabang Bogor Wildan Nugraha mengatakan atas dasar tersebut hal itu sangat kontraproduktif dengan program Panca Karsa yang digadang-gadang mampu menjawab Segala persoalan yang ada di lingkup Kabupaten Bogor terutama pada variabel Karsa Bogor sehat dan Karsa Bogor membangun Bogor.
“Tentu sebagai pemangku kebijakan tertinggi Bupati dalam hal ini seakan tutup mata dan tutup telinga dalam melihat dan mendengar realitas yang terjadi pada pembangunan megaproyek tersebut,”kata Wildan Nugraha.
Selain itu, awal kericuhan itu pun terekam dalam sebuah video. Dalam rekaman video itu tampak petugas pol PP menarik seorang mahasiswa dan kemudian berlanjut pada aksi penedangann hingga kedua Mahasiswa terjatuh.
Saat dimintai tanggapan soal kericuhan yang sempat terjadi, Hasyemi Faqihudin selaku Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bogor menyebut jika bupati bogor dan ketua DPRD tidak segera bertindak cepat maka dipastikan jargon pancakarsa tercitra compang camping.
“Kita lihat saja, bagaimana tindakan bupati dan ketua DPRD kabupaten bogor atas kejadian itu? Kita tidak tahu percis kericuhan itu, tapi cukup miris hal itu sudah menyepelekan aksi mahasiswa yang notabennya bersuara atas dasar panggilan hati. Kita patut duga apakah Satpol PP bertindak seperti itu adalah sebuah titipan.”.
Menurutnya, jika persoalan ini dibiarkan begitu saja. Maka akan berujung jargon pancakarsa sendiri terkesan pancakarsa hanya milik pemerintahan, tapi tidak bagi masyarakat bogor.
“Ada bahasa begini untuk mewujudkan pancakarsa harus bahu membahu antar komponen, tapi bagaimana ingin bahu membahu toh mahasiswa memberikan informasi melalui unjuk rasa tersebut harusnya pemerintahan harus bersyukur dong, bila perlu kalau mereka mendesak masuk ke pendopo untuk menyampaikan pesan apa susahnya?”. Jelasnya.
Bagi hasyemi, kejadian tersebut bupati harus segera evaluasi dan bila itu mendesak segera copot Kasatpol PP, Kapolres Bogor, Kepala Dinas Kesehatan juga Direktur Utama RSUD Leuwliliang.
“Ya masalah ini akan melebar, tentu seluruh pihak pun jika melihat kejadian seperti ini mana ada yang terima ketika aksi mahasiswa diterima dengan represifitas. Artinya persoalan ini sama saja menganggap remeh dan kecil mahasiswa dan pemuda bogor. Segera copot jabatan – jabatan itu”. Tegasnya
Sementara itu Kasatpol PP Kabupaten Bogor Agus Ridhallah saat dikonfirmasi ihwal kekerasan yang dilakukan anak buah saat mengamankan aksi demo tersebut belum bisa memberikan komentar banyak.
“Saya belum bisa berkomentar banyak, intinya saya akan cek dulu, kebetulan saya tadi pas kejadia sedang rapat jadi belum tahu persisnya,”kata Agus.
Rep/ Wandi Rahmatullah