
Jakarta – Pada 15 Maret 2005 silam Nur Alam Bachtir meminta pembanguna masjid Nurul Islam Koja dipindah ke tanah miliknya, padahal tadinya pembangunan masjid sudah disepakati warga dan donator untuk dibangun di atas tanah wakaf H. M.Rawi. Permintaan tersebut diterima warga dan donator karena Nur Alam Bachtir beralasan tanah miliknya yang sebelahnya lagi akan dijual untuk kantor Kelurahan Koja yang akhirnya tidak jadi dan Nur Alam Bachtir berjanji bahwa Musholla yang posisinya dekat tanah wakaf H. M. Rawi akan dibongkar untuk dijadikan halaman bersama antara Masjid dan kantor kelurahan.
Pembangunan masjidpun dimulai dan Nur Alam Bachtir yang meletakkan batu pertama, memberikan sambutan dan menyumbang Semen sebagaimana video sambutan yang beredar di Youtube. Atas dasar itu warga dan donator ikut menyumbang pembangunan tersebut.
Kuasa donator Misrad, SH., MH mengatakan, setelah pembangunan masjid selesai dan ditempati oleh jama’ah, pada tanggal 03 Mei 2011, H. M. Rawi menyerahkan Masjid kepada jama’ah dan warga RW.012 melalui Nur Alam Bachtir. Dengan bukti serah terima tersebut, “Seharusnya Nur Alam Bachtir masuk dan membina jamaah, bukan malah bikin opini sendiri dan bikin gaduh di luar”, kata Misrad, SH., MH kepada wartawan.
Kini keributan muncul setelah Nur Alam Bachtir selaku pemilik tanah yang juga merupakan pejabat Baznas DKI tersebut mau menutup masjid tersebut.
Setelah merasa ditipu dan dibohongi oleh Nur Alam Bachtir, para donator dan jamaah melalui Kuasa hukumnya Misrad, SH, MH minta bangunan masjid dipindah ke tanah wakaf H. M. Rawi yang merupkan lokasi awal yang diplot untuk pembangunan masjid Nurul Islam.
“Jadi kalau Nur Alam bilang dia difitnah atas penutupan masjid itu adalah “kebohongan besar”. Nyatanya Dia dari awal sudah membohongi dan menipu para donator dan warga untuk membangun masjid di tanah miliknya dengan alasan ini itu, dan kini terbukti dia mau menutup akses masjid itu, ini kan jelas kebohongan dan menipu”, ujar Misrad, SH., MH.
Misrad menambahkan, sebelumnya Nur Alam Bachtir sempat mengelak dan membantah bahwa dirinya mau menutup masjid dan mengatakan itu fitnah, namun faktanya Nur Alam Bachtir betul-betul secara massif mau menutup masjid.
“Dia sempat membantah dan mengatakan itu fitnah kalau dia mau menutup masjid, tapi kita di lapangan tahu betul bahwa dia memang mau menutup akses masjid dengan alasan mau merenovasi”, imbuh Misrad, SH., MH.
Misrad, SH., MH juga meminta kepada Pj. Gubernur DKI dan aparat penegak hukum untuk merespon kejadian tersebut demi terciptanya keamanan ketertiban masyarakat di area Masjid Nurul Islam jelang bulan puasa ini.
“Saya berharap kepada Pj. Gubernur DKI dan para penegak hukum untuk merespon dan memantau kamtibmas di lingkungan masjid agar jamaah dapat melaksanakan ibadah Ramadan dengan tenang”, pungkasnya.