KNPI harus menjadi mediator komunitas kreatif anak muda

oleh *Muhammad Hasby Assodiqi, S.Sos
Salah satu SDM yang paling penting adalah generasi muda, mereka adalah penerus bangsa yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup bangsa ini dan yang akan memberikan warna bagi masa depan bangsa Indonesia.
Para pemuda agar terus meningkatkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya maka diperlukan konsep yang tepat dalam lembaga kepemudaan agar termotivasi untuk maju. Program-program yang dapat diciptakan guna meningkatkan partisipasi pemuda dapat berupa keterampilan, kepenulisan, kewirausahaan, kepeloporan dan kepemimpinan. Apabila Lembaga Kepemudaan tersebut dapat dikelola dan dikembangkan dengan baik, maka akan menghasilkan sesuatu yang sangat berguna untuk kemajuan bangsa. Namun apabila tidak dikelola dengan baik dan diarahkan, maka potensi besar dari pemuda tidak akan memberikan apa – apa.
Komite Nasional Pemuda Indonesia atau KNPI bulan Juli akan memasuki usia 42 tahun berdirinya wadah organisasi kepemudaan ini. Sebuah usia yang tidak lagi muda, usia yang sering diidentikkan dengan pencapaian titik kematangan tertentu. Dalam sejarahnya, KNPI lahir melalui Deklarasi Pemuda Indonesia pada 23 Juli 1973. Berdiri dan berkembangnya KNPI tidak pernah terlepas dari anak kandung sejarah itu sendiri.
KNPI sendiri pada awal berdirinya terdiri dari Gabungan Kelompok Cipayung yang terdiri dari organisasi mahasiswa seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia(PMKRI). Serta, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), yang kemudian melakukan kesepakatan dengan organisasi kepemudaan seperti Gerakan Pemuda Marhein (GPM), Gerakan Pemuda Anshor dan lain lain untuk membentuk wadah organisasi kepemudaan.
Merujuk pada catatan sejarah yang ditulis Masad Masrur (2008), pada waktu itu telah sejak lama kader-kader muda dari berbagai organisasi kampus memperoleh pendidikan dan difasilitasi untuk tumbuh menjadi generasi intelektual di masa pemerintahan Orde Baru. Langkah ini dilakukan sebagai jalan lain setelah Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang menjadi pilar Orde Baru dinyatakan gagal dalam mengemban fungsi dan perannya. Walhasil, KNPI di awal berdirinya adalah organisasi yang mendapat “karpet merah” dari penguasa Orde Baru. KNPI dalam kelanjutannya menjadi instrument paling efektif untuk mengukur dinamika kelompok pemuda yang sejak lahirnya Orde Baru melupakan kelompok yang paling kritis, penuh pemikiran alternatif dan dianggap paling potensial menjadi pengganggu kekuasaan rezim Orde Baru.
Ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan terkait kekuatan KNPI sebagai payung organisasi kepemudaan dimasa yang akan datang, terutama keberadaan KNPI di kabupaten Rokan Hulu. KNPI sebagai organisasi kepemudaan saat ini dan yang akan datang akan lebih memberikan peran dan fungsi dari manapun untuk kemajuan bangsa. meski publik, terutama para pemuda, pada kenyataannya sering tidak merasakan kehadiran KNPI sebagai stakeholder kepemudaan, maka perlunya KNPI hari ini menjawab segala keraguan tersebut dengan berbagai program dan ide kreatif dari para pemuda intelektual untuk kepentingan kedepannya.
Untuk itu, kedepan yang harus dilakukan oleh KNPI adalah melakukan positioning sebagai organisasi kepemudaan. Membangun positioning tersebut dilakukan dengan menunjukkan peran yang nyata sehingga mampu menjadi mediator bagi relationship antara negara dan generasi muda terutama yang tergabung dalam organisasi kepemudaan.
keberadaan KNPI dimasa kini dan dimasa yang akan datang terletak pada kemampuan KNPI menumbuhkan tradisi baru yang saat ini nyaris sudah tidak banyak kita temui pada generasi muda. Tradisi baru yang penulis maksudkan disini adalah tradisi khas yang dimiliki anak muda yang dipenuhi dengan pemikiran kritis konstruktif dan kemandirian. Dua tradisi tersebut hanya mungkin tercapai jika KNPI mampu menjadi wadah dialektika pemikiran dan ide bagi generasi muda terutama yang tergabung dalam organisasi kepemudaan.
Tradisi pemikiran kritis harus menjadi basis bagi seluruh program yang dikembangkan oleh KNPI. Tradisi kritis yang dibingkai dalam sebuah programatik ini akan membawa KNPI untuk tidak terjebak pada potongan potongan puzzle kegiatan yang semata mata sekadar aktivisme. Tradisi kritisisme ini yang akan meletakkan KNPI sebagai bagian dari solusi untuk kebijakan yang diambil stake holder.
Maraknya berbagai komunitas harus mampu direspons sebagai trend baru pada anak muda urban. KNPI harus hadir ditengah berbagai komunitas dan menjadi mediator bagi berbagai komunitas anak muda yang aktif dan kreatif tersebut. Energi anak muda yang sangat besar dan aktif seringkali menjadi titik masalah jika dia tidak memperoleh perhatian dan penyaluran yang tepat. KNPI harus mengambil bagian untuk ikut menumbuhkan kreativitas yang ada pada komunitas.
Muhammad Hasby Assodiqi, S.Sos
*Aktivis Muda Riau