Jakarta – Koordinator Jaringan Aktivis Nusantara (JAN), Romadhon Jasn tanggapi pernyataan Desmond Junaidi terkait ketidakmampuan Kapolri mengusut Konsorsium 303 yang diduga menyeret nama petinggi Polri.
Romadhon menilai, grafik Konsorsium 303 yang masif beredar di media sosial itu tidak bisa dijadikan referensi atau acuan untuk menjustifikasi ketidakmampuan Polri mengusut kasus perjudian di Indonesia.
“Grafik Konsorsium 303 yang beredar masif di sejumlah media sosial itu belum jelas kebenarannya. Kok bisa-bisanya Pak Desmond menjadikan itu sebagai dasar untuk mengkritik Kapolri?,” ungkap Romadhon kepada Pers, di Jakarta (22/9).
“Bahkan hingga detik ini, publik pun tidak pernah tahu siapa yang membuat grafik Konsorsium 303 tersebut, dan siapa yang menyebarkannya ke media sosial,” sambungnya.
Lebih lanjut, Romadhon menduga grafik Konsorsium 303 itu dibuat dan disebarkan oleh oknum tertentu untuk mendelegitimasi Polri yang tengah fokus menghadapi kasus Duren Tiga.
“Mungkin saja Grafik Konsorsium 303 itu dibuat dan disebarkan oleh oknum tertentu untuk mendelegitimasi Polri atau pejabat Polri yang namanya tercantum dalam grafik tersebut,” katanya.
“Karena yang kita tahu, Grafik tersebut muncul ketika Polri tengah sibuk mengusut kasus Duren Tiga. Dan bagi kami, momentum itu sangat tepat untuk mendeskreditkan Polri,” bebernya.
Pria yang kerap disapa Romadhon itu turut menyinggung pernyataan Desmond soal temuan PPATK terkait aliran dana perjudian yang mengalir ke sejumlah oknum Polisi.
“Pernyataan Pak Desmond soal temuan PPATK terkait aliran dana judi yang mengalir ke oknum Polisi itu perlu diperjelas dan dipertegas. Pasalnya, ada juga dana judi yang mengalir ke masyarakat sipil,” tukasnya.
“Namun terlepas dari hal itu, kita dukung penuh Kepolisian untuk mengusut siapapun yang terlibat dalam kasus perjudian. Karena apa yang disampaikan PPATK itu, perlu ditindaklanjuti segera,” tegasnya.