Hanya Gara-Gara Pajangan, Dua Pedagang Tanah Abang Adu Jotos
Dalam bersaing merebut pasar, tak jarang antara pedagang adu jotos atau berkelahi karena rebutan pelanggan. Tapi kali ini dua pedagang Tanah Abang berkelahi hanya karena persoalan pajangan dagangan.
Ya, adu jotos ini terjadi antara si EC (inisial/pelapor) dan MN (inisial/terlapor) yang sama-sama berjualan di pusat perbelanjaan Tanah Abang. Si EC yang mengaku dirinya sebagai korban mengatakan, kejadian ini terjadi pada hari sabtu tanggal 25 Oktober 2014 pukul 10.30 WIB. Katanya, sebelum terjadi pemukulan yang menimpanya, sempat terjadi adu mulut antara dirinya dengan si Terlapor.
Kronologi Kejadian Menurut Pelapor
Saat itu saya datang habis belanja barang untuk di toko dengan si Babe (Kuli Panggul Blok A), tapi saat baru mau buka toko lalu dia (Terlapor) datang dari tokonya untuk menggeser pajangan Abangnya. Karena kebetulan toko saya dengan abangnya ini berhadapan. Saat si babe buka toko saya, lalu saya bilang ke babe, pajangannya jangan terlalu maju mundurin sedikit kedalam nanti jalan sempit. Dengar saya berbicara seperti itu dengan babe, lalu dia (Terlapor) yang tadinya sudah balik ketokonya kembali lagi ketoko abangnya, dengan marah-marahin karyawan abangnya tetapi matanya melihat kesaya.
Saya Tanya ke (Terlapot), “Kenapa marah-marah?” lalu Dia menjawab “gue kan gak ngomong sama lo! ”. Waktu saya tanya seperti itu lalu Dia marah marah kepada saya “gue gamparin lo, gue bunuh lo!”. Karena saya merasa kurang berkenan dengan perkataan itu saya Tanya “lo dari kemarin kayaknya gak suka sama gue? Lalu saya di plototin kalo lewat dan lo ngelewek-in gue depan took gue, kemarin lo ancam kakak gue pengen di bunuh, lalu sekarang gue, emangnya lo jagoan?” lalu Dia menjawab “iya gue jagoan, gak ingat apa lo! Waktu itu marasai (babakbelur) gue pukulin, gue bunuh lo, gue habisin lo”. Lalu dengan dia ngomong seperti itu “saya bilang coba aja kalo lo berani ”.
Setelah saya ngomong seperti itu Mona langsung jambak rambut saya, ngedorong, menggigit kaki sebelah kanan dan memukul bibir saya. Lalu pukul 12.30 WIB saya melaporkan kejadian ini ke Polsek Metro Tanah Abang setelah buat laporan saya di arahkan untuk Visum di bagian forensic Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) pukul 14.30 WIB.
Lambannya Tanggapan Pihak Kepolisian
Hanfi Fajri selaku kuasa hukum pelapor mengatakan, kecewa dengan akan tindakan pihak kepolisian metro Tanah Abang yang terlalu lambat dalam menangani kasus kliennya. “Bukti bukti kami sudah mencukupi tapi nyatanya sampai saat ini terlapor tidak dipanggil untuk dimintai keterangan, dan klien kami yang dipanggil untuk dimintai keterangan menjadi terlapor di Polres Jakarta Pusat. Ini kan aneh.” Ungkapnya.