JAKARTA – Sejak polemik tidak berkibarnya bendera merah putih pada Turnamen Thomas Cup akibat sanksi yang dilakukan Badan Anti-doping Dunia (WADA) kepada Indonesia, saat ini masih menjadi pertanyaan publik.
Salah satunya datang dari PB HMI yang mempertanyakan alasan Presiden Jokowi tidak secepatnya mencari pengganti Menpora.
Menurutnya, Menpora kembali berulah dengan memberi pernyataan seolah-olah Thomas Cup bukan turnamen bergengsi.
“Bayangkan kualitas menteri kita, tidak mengetahui betapa bergengsinya Thomas Cup. Padahal, Thomas Cup adalah kejuaraan level dunia yang diselenggarakan tiap 2 tahun sekali di tahun genap di bawah BWF,” sampai Romadhon Jasn (05/12/21).
Lebih lanjut Romadhon menyamakan dengan Piala dunia yang diselenggarakan tiap 4 tahun sekali dibawah FIFA yang bukan sebagai tingkat RT/RW.
“Kami berkesimpulan, Menpora tidak paham masalah keolahragaan. Blunder masalah WADA dan statement mengenai Piala Thomas kali ini sudah cukup memberi keterangan tentang kualitas Menpora kita,” ucapnya.
PB HMI juga menyarankan agar Presiden Jokowi mengevaluasi jabatan Menpora. Serta meminta untuk orang yang paham olahraga.
“Kemaren menganggap masalah WADA adalah masalah kecil, itu sebabnya berakhir dengan tidak berkibarnya Sang Merah Putih. Atlit kita sudah berjuang mati-matian dan membawa Indonesia kembali ke puncak setelah sekian tahun. Sekarang malah Menpora nya mengeluarkan pernyataan kontroversi dengan mengatakan Piala Thomas tidak menjanjikan,” jelasnya.
Romadhon juga menggambarkan bulutangkis Indonesia dulu berjaya dan menjadi satu-satunya kebanggan Indonesia di bidang olahraga. Hingga atletnya pun dipuja-puji saat kembali ke tanah air dengan ribuan orang hadir untuk menyambut.
“Kali ini Menpora kita justru seolah mempertanyakan apakah Thomas Cup bergengsi atau tidak, itulah pentingnya menpora yang paham sektor olahraga. Kalo perlu mantan atlet, biar dia tau rasanya berjuang dan bisa apresiasi semua atlet terutama yang berhasil meraih mendali,” tegasnya.
Kontributor : Yogi