Forum Untukmu Indonesia melakukan acara bagi-bagi sembako di Monas pada Sabtu (28/4) lalu mengakibatkan dua orang meninggal dalam acara bagi-bagi sembako tersebut. Kedua korban bernama Mahesa Junaedi (12 tahun) dan M Rizky Saputra (10 tahun) merupakan warga Pademangan Barat RT 04/01 dan RT 04/12, ditemukan korban dalam keadaan pingsan yang kemudian dilarikan ke rumah sakit. Kuat dugaan korban kehabisan oksigen. Korban akhirnya meninggal di RSUD Tarakan, Gambir, Jakarta Pusat.
Keduanya meninggal lantaran berdesakan mengantrI untuk mendapatkan sembako. Diduga kuat, acara bagi-bagi sembako tersebut dikemas dalam acara Festival Kebudayaan untuk kepentingan berbau politik jelang pilpres 2019.
Panitia penyelenggara Forum Untukmu Indonesia merupakan timses Jokowi-JK pada pilpres 2014 lalu. Dave Revano merupakan ketua fasilitator Forum Relawan Jokowi (ForJokowi). Pada tahun 2013 lalu Revano mengatakan bahwa forum ini dibentuk awal mulanya untuk meminta Joko Widodo ditunjuk sebagai presiden pada Januari 2013 kemarin. Konferensi pers ini diselenggarakan pada Jumat 30 Mei 2014 di sekitar Cikini. Dave Revano Santosa adalah fasilitator Deklarasi Forum Pemimpin Gereja-gereja Indonesia yang saat itu dihadiri pula Pendeta Karel Ketua PGI, Alwi Sihab, Luhut Panjaitan, Yeri Tawaluyan Koordinator FPGI dan Harun Alrasyid Penasihat ForJokowi.
Dave Revano juga dikenal sangat dekat dengan salah satu pengusaha besar yang memiliki sejumlah tambang raksasa hingga di kawasan Asia Tenggara. Dari data yang pernah di rilis oleh Panama Papers, Jimmy Budiarto yang merupakan anak dari pengusaha lama yang sangat terkenal di Indonesia. Tak pelak pendanaan acara Forum Untukmu Indonesia diduga kuat yang bertajuk Festival Kebudayaan berbau politis untuk pencitraan dari tim sukses bapak Joko Widodo jelang pilpres 2019 walaupun masih sumir karena berbuah blunder dengan kematian 2 orang peserta bagi-bagi sembako. Selain kedekatannya dengan pengusaha besar, Revano dikenal dekat dengan beberapa orang yang ikut mengusung presiden Joko Widodo di pilpres 2014 yang lalu.
Oleh karenanya, kita sangat prihatin dan memprotes keras atas kejadian FUI dalam Festival Budaya di Monas yang telah memakan korban jiwa akibat keteledoran panitia. Banyak kesalahan dan pelanggaran aturan dalam acara tersebut yang diduga ada motif politik jelang pilpres 2019
Kesalahan daripada panitia diantaranya:
1. Fatalnya menggunakan logo pemprov DKI tanpa izin karena acara ini bukanlah event resmi Pemprov DKI. Hal ini jelas melanggar Perda dan hukum pidana.
2. Kesepakatan awal tanpa bagi-bagi sembako yang tidak disetujui oleh pihak Pemprov DKI. Hal dapat dilihat bila merujuk pada fungsi dan penggunaan Monas sebagai fasilitas umum.
3. Kebersihan taman, prasarana dan kegiatan di sekeliling area Monas yang seharusnya menjadi tanggungjawab panitia penyelenggara acara bagi-bagi sembako juga dilanggar.
4. Panitia tidak melakukan dan menjaga ketertiban umum terhadap luapan penyelenggaraan acara yang mengakibatkan mengganggu ketertiban umum dan mengakibatkan 2 orang korban tewas. Ada perbuatan melawan hukum yang menimbulkan korban jiwa.
Sangat kita sayangkan musibah ini yang dapat mencoreng kinerja bapak presiden Joko Widodo yang sedang fokus pada kesejahteraan rakyat. Panitia dan orang-orang dibelakang acara ini harus dijerat pidana karena di acara itu ada dua nyawa yang melayang. Dan hal ini menjadi koreksi untuk Pemprov DKI. Bahwa penggunaan daripada Monas ini betul-betul harus dipastikan bebas dari kericuhan atau gangguan ketertiban umum yang berakibat tewasnya warga negara Indonesia.
Kami akan membawa kasus ini ke Komnas HAM dan pihak kepolisian untuk menginvestigasi secara mendalam atas “Tragedi Bagi Sembako Monas” sehingga dapat terkuak maksud dan tujuan bagi-bagi sembako serta para pihak yang harus bertanggungjawab secara hukum atas korban dan sejumlah pelanggaran yang dilakukan pihak panitia untuk memberikan efek jera agar tidak terulang kembali kejadian serupa di Monas pada khususnya.
Salam hormat,
Aditya Iskandar
*08111882387
SUROPATI (Solidaritas Untuk Pergerakan Aktivis Indonesia)