Jambi – Sikap Kadispora Provinsi Jambi Wahyuddin yang seenaknya intervensi Musyawarah Provinsi ke-XIV KNPI Provinsi Jambi membuat Gerah tokoh-tokoh Pemuda dan OKP di Jambi.
Salah satunya adalah DR. Dedek Kusnadi yang juga ketua OKP Kopindo Provinsi Jambi, “dalam Konteks berorganisasi, AD/ART adalah kitab suci nya para pengurus. Jadi jangan benturkan dengan Aturan positif di Republik ini. Tetap kami akan mengacu AD/ART”
“Kadispora Provinsi Jambi jangan otoriter seperti Zaman Orde Baru yang memaksakan kehendak Azas Tunggal kepada Organisasi-organisasi kemasyarakatan semasa itu. Sangat saya sayangkan Kadispora memaksakan kehendak dengan mengintervensi Musyawarah Provinsi ke-XIV KNPI Provinsi Jambi tahun ini.” Terang salah pemegang gelar Doktor termuda di Provinsi Jambi.
Ketua DPD KNPI Kabupaten Bungo, Ruslan Minan angkat suara, “Kita Kembali saja dengan aturan yang ada di KNPI, yaitu AD/ART. Toh semua daerah di Indonesia masih seperti itu. Jangan diperdebatkan mana yang dulu UU (undang-undang dan AD/ART KNPI.”
Pria yang juga aktif di Pemuda Muhammadiyah ini mengingatkan Kadispora untuk tidak mengajari kami pemuda/KNPI tentang aturan. “ kini mana yang menjadi rujukan kita (baca: pemuda/KNPI) selama ini ber-knpi. Jangan dipaksa-paksa mengikuti yang tidak kami akui sejak awal.”
Deni Rahmat, ketua GM Parmusi Provinsi Jambi menyayangkan arogansi Pemerintah dalam hal ini Kadispora Provinsi Jambi, “memang kadispora ini ngeyel, dikasih tahu baik-baik malah merasa paling pintar. Kalau seperti ini terus, patut Gubernur mengevaluasi kinerja kadispora yang membuat gaduh kawan-kawan pemuda di Jambi”
“Pak Gubernur, copot saja Wahyuddin dari jabatan kadispora Provinsi. Sama sekali tidak ada prestasi apa-apa orang itu. Arogansi dan intervensinya di Musyawarah Provinsi ke-XIV KNPI Provinsi Jambi ini sangat mengganggu kawan-kawan di Provinsi Jambi. Belum pernah ada sejarahnya kadispora yang mengintervensi KNPI melalui Musyawarah Provinsi ke-XIII KNPI Provinsi Jambi. Wahyuddin ini lah yang pertama kali.” Tutup Deni.